Menjelajahi Kete Kesu dan Buntu Burake, Wisata Mistis di Toraja Utara
Apakah Sobat pernah mendengar tentang makam gantung di Toraja Utara? Ternyata, di Kete Kesu, sebuah desa di Rantepao, Toraja Utara, terdapat makam gantung yang menjadi salah satu destinasi wisata unik yang patut dikunjungi. Namun, mengapa masyarakat Toraja menggantungkan makam-makam mereka?
Mengenal Makam Gantung di Kete Kesu
Kete Kesu merupakan sebuah desa adat yang terletak di kawasan Tana Toraja. Di desa ini, Sobat akan menemukan sebuah area pemakaman yang unik, yaitu makam gantung. Konon, dulunya masyarakat Toraja tidak menguburkan mayat di dalam tanah seperti kebanyakan budaya lainnya. Sebaliknya, mereka memasukkan mayat ke dalam peti dan menggantungkannya di tebing atau gua untuk mencegah kerusakan peti dan mayat dari serangan binatang liar.
Selain makam gantung, di Kete Kesu Sobat juga dapat menemukan lumbung padi tradisional dan rumah adat Tongkonan yang merupakan ikon dari masyarakat Toraja. Tongkonan merupakan rumah adat yang memiliki bentuk unik, dengan atap berbentuk seperti perahu dan ukiran yang sangat rumit dan artistik. Selain itu, Sobat juga dapat menemukan patung Yesus tertinggi di dunia di Buntu Burake, sebuah tempat yang terletak di sebelah selatan Kete Kesu.
Menelusuri Pesan Ethical dalam Ukiran Toraja
Saat mengunjungi Tongkonan atau rumah adat masyarakat Toraja, Sobat akan menemukan ukiran-ukiran yang sangat artistik dan penuh makna. Ukiran Toraja tidak hanya memiliki nilai estetika yang tinggi, tetapi juga memiliki pesan ethical yang sangat dalam. Melalui ukiran-ukiran yang sederhana dalam garis, lekuk, warna, dan modelnya, masyarakat Toraja menyampaikan doa, harapan, kondisi sosial, kedudukan, dan peran dalam keluarga.
Salah satu contoh ukiran Toraja yang memiliki makna yang dalam adalah ayam jantan. Ayam jantan dalam ukiran Toraja melambangkan laki-laki jantan yang dapat memutuskan perkara. Sebelumnya, hanya laki-laki yang memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat Toraja. Selain ayam jantan, ada juga simbol-simbol lainnya seperti feline yang dipakai hanya 4 jenis, yaitu feline merah yang melambangkan keberanian, feline putih yang melambangkan kesucian, feline kuning yang melambangkan kebahagiaan, dan feline hitam yang melambangkan kedukaan.
Kesimpulan
Kete Kesu dan Buntu Burake merupakan dua destinasi wisata unik yang dapat Sobat kunjungi di Toraja Utara. Makam gantung di Kete Kesu dan patung Yesus tertinggi di dunia di Buntu Burake menjadi daya tarik yang tak boleh dilewatkan.
Buntu Burake adalah salah satu desa yang terletak di wilayah Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Desa ini terkenal karena memiliki banyak situs budaya dan tradisi yang masih dilestarikan hingga saat ini.
Salah satu daya tarik utama Buntu Burake adalah keindahan alamnya yang masih asri dan alami. Desa ini dikelilingi oleh perbukitan dan sawah yang hijau, serta sungai yang jernih. Selain itu, di desa ini juga terdapat air terjun yang indah dan menawan.
Selain keindahan alamnya, Buntu Burake juga memiliki budaya dan tradisi yang kaya. Desa ini dikenal sebagai pusat kebudayaan Toraja, dengan tradisi penguburan yang sangat terkenal. Setiap tahun, ribuan wisatawan datang ke Buntu Burake untuk melihat upacara penguburan yang megah dan spektakuler.
Tak hanya itu, di Buntu Burake juga terdapat rumah adat Toraja yang masih berdiri kokoh dan terawat dengan baik. Rumah adat tersebut memiliki arsitektur yang unik dan menarik, serta dihiasi oleh ukiran-ukiran yang sangat indah.
Dengan keindahan alam dan kebudayaannya yang kaya, tidak heran jika Buntu Burake menjadi salah satu destinasi wisata yang populer di Sulawesi Selatan. Desa ini menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara yang ingin menikmati keindahan alam dan budaya Toraja yang masih sangat kental di sana.
