Panduan Awal Beternak Bebek Petelur Untuk Hasil Maksimal
Pada tahun 1998 , populasi belibis di tanah air mengalami penurunan luar biasa jawaban ketidakmampuan peternak berbelanja pakan di era krisis moneter simpulan tahun 1997.
Namun populasi ternak belibis meningkat kembali pada tahun 1999. Berdasarkan keterangan Departemen Pertanian RI sampai pada tahun 2001 , populasi belibis telah meraih 29.905.705 ekor.

Bebek setempat khas Indonesia kebanyakan di pelihara selaku unggas penghasil telur , satu peringkat di bawah telur ayam ras. Sampai di sekarang ini pemanfaatannya secara terkenal masih terbatas pada pengerjaan telur asin.
Daerah yang di kenal selaku pusat beternak belibis petelur di Indonesia utamanya terdapat di Jawa Tengah , Jawa Barat , Nanggroe Aceh Darussalam , Jawa Timur , dan Kalimantan Selatan. Pada tempat tersebut banyak terbentuk kelompok-kelompok tani yang mengerjakan pengembangan dan pembibitan ternak bebek.
Bebek setempat Indonesia di sebut Indian Runner. Pada biasanya bebek-bebek tersebut di manfaatkan selaku penghasil telur dan telah tidak mempunyai sifat mengeram. Tampaknya dari jenis-jenis belibis di atas , belibis Mojosari dan Alabio tergolong yang paling unggul.
Hal ini terbukti bahwa kedua jenis belibis setempat tersebut pada di sekarang ini di jadikan selaku spesies belibis percontohan (unggul) di Indonesia.
Pada biasanya pemeliharaan belibis di laksanakan secara tradisional (ekstensif). Hal ini di laksanakan oleh peternak yang bebeknya belum terseleksi , utamanya di daerah-daerah persawahan atau rawa-rawa.
Seleksi gres di laksanakan pada pemeliharaan belibis secara semi-intensif atau intensif , dengan maksud biar buatan telur minimal 60%.
Hasil budidaya ternak belibis petelur terdiri atas hasil utama , sampingan dan limbah. Hasil utama yaitu berupa telur , sementara hasil sampingan yaitu berupa belibis afkir dan bulu. Hasil limbah tentunya berupa feses.
Manfaat hasil ternak belibis petelur
Telur belibis selain sanggup di manfaatkan dalam bentuk segar , juga sanggup di olah menjadi martabak , telur gembung , kerupuk dan telur asin.
Sedangkan belibis afkir sanggup di olah menjadi gulai , belibis goreng , abon , baso , nugget dan olahan pangan yang lain , selanjutnya bulu sanggup di jadikan materi isian kasur , alas dingklik , jaket , dekorasi dinding , penjepit rambut atau kerajinan tangan lainnya.
Fesesnya sanggup di manfaatkan selaku pupuk sangkar atau pakan ikan lele atau belut. Penggunaan telur belibis selaku materi baku pengerjaan telur asin tidak sanggup di gantikan oleh telur unggas lain. Standar telur asin yang bagus yaitu mempunyai kuning telur berminyak , dan putih telur yang hambar.
Prospek dan potensi pasar industri ini masih terbuka lebar , mengingat keadaan telur asin yang dapat bertahan dalam rentang waktu yang jauh lebih usang daripada telur segar. Jawara pusat buatan telur asin sampai di sekarang ini masih di pegang oleh kota Brebes , Jawa Tengah.
Penetapan dan struktur lokasi usaha
Untuk mendirikan kerja keras ternak belibis , di wajibkan untuk mendapatkan izin pendirian kerja keras yang di berikan oleh Gubernur (Kepala tempat tingkat 1) untuk skala kerja keras 15.000 – 25.000 ekor. Jika angkanya naik di atas 25.000 ekor maka izin dari Dirjen Peternakan wajib di urus pula pergantian statusnya.
Sedangkan pada skala kerja keras di bawah 25.000 ekor , tidak perlu mengorganisir perijinannya sebab di anggap selaku industri rumah tangga. Demi memaksimalkan potensi buatan ternak belibis , maka dalam penyeleksian lokasi peternakan , di anjurkan agar:
- Cukup jauh dari bunyi gaduh
- Tidak terlalu bersahabat dengan pemukiman
- Bersuhu sejuk , tetapi tidak terkena sinar matahari pribadi atau angin kencang
- Dekat dengan sumber air , dan
- Dekat dengan sumber pakan
Pada pemeliharaan semi-intensif dan intensif , bangunan sangkar mesti menciptakan ternak merasa nyaman. Jarak sangkar anak dengan yang sampaumur yaitu sekitar 50 meter , sementara ruang gerak ternak belibis sampaumur memerlukan spasi sekitar 0.3 – 0.5 meter per sisi setiap ekornya.
Cara beternak belibis petelur – kandang
Tinggi sangkar ideal minimal 2 meter , sementara lebar sangkar optimal 8 meter. Dinding sangkar sanggup di susun atas kawat atau bilah bambu. Kandang mesti memperoleh penerangan yang cukup , sementara alasnya mesti mudah di bersihkan dan sekelilingnya mempunyai drainase yang baik.
Pola proteksi pakan belibis petelur
Pada peternakan jenis ekstensif , sebagian besar ternak mencari pakannya sendiri , sehingga buatan telurnya relatif rendah (tergantung ketersediaan pakan) , dan sukar di seleksi.
Sementara , dalam pemeliharaan semi-intensif dan intensif , pakan di sediakan oleh sebagian atau segalanya oleh peternak. Produksi telur pun meningkat dan seleksinya sanggup di kontrol. Jumlah Bebek yang di pelihara pada metode intensif seharusnya terdiri atas 50 – 100 ekor per kelompok.
Proses pengembangbiakkan
“Keberhasilan kerja keras ternak belibis sungguh bergantung kepada: bibit , pakan dan manajemen.” Bibit belibis yang unggul menyerupai ayam ras , belum ada sampai di sekarang ini di Indonesia , kerja keras pembibitan ternak belibis masih mengandalkan pesanan pasif dan teknologi penetasan sederhana.
Untuk mengawali tahap pembesaran , peternak sanggup mendapatkan anakan (bibit/DOD) itik dari kerja keras penetasan atau kerja keras budidaya belibis petelur , atau dapat juga dengan cara menetaskan sendiri dari telur induk yang telah di pelihara.
Pada kerja keras buatan telur Bebek , peternak sanggup berbelanja belibis dara yang khusus di kembangbiakkan oleh kerja keras pembesaran dan industri telur asin.
Setiap tahap pemeliharaan mesti senantiasa di seleksi. Anakan (DOD) mesti di pilih yang performa fisiknya prima. Selama periode buatan , peternak juga mesti jeli memilih bebeknya. Hal ini di dasari oleh banyak pengalaman ,
Bebek yang tingkat produksinya di atas 70% cuma berkisar antara 30-50% dari total populasi. Seleksi sanggup di laksanakan lewat pengukuran jarak rentang tulang pubis. Bila belibis di pelihara dengan tujuan menciptakan telur tetas , maka di butuhkan belibis jantan dengan perbandingan satu pejantan untuk 6-10 ekor betina.
Pakan menjadi faktor krusial dalam budidaya belibis , sebab dalam pemeliharaan intensif , ongkos pakan sanggup meraih 60-70% dari total ongkos produksi. Kandungan nutrisi dan jumlah pakan yang di berikan haruslah sungguh-sungguh efisien dan sesuai kebutuhan.
Saat ini masih jarang di jumpai pabrik yang khusus memproduksi pakan untuk belibis , sehingga biasanya peternak meracik sendiri “ramuan” yang berisikan pakan konsentrat yang di campur dengan pakan alami (menir , dedak , jagung , keong mas , rucah , dan sebagainya).
Dalam beternak belibis petelur , pola buatan biasanya di mulai dari fase perkembangan selama 5-6 bulan , kemudian bertelur selama 6 bulan , kemudian mengalami rontok bulu (istirahat bertelur) sekitar 2 bulan.
Bebek akan bertelur kembali untuk kali kedua sekitar 5 bulan berikutnya. Oleh sebab itu jumlah belibis yang hendak di pelihara dan di masukkan per siklusnya mesti di jadwalkan secara matang sehingga buatan telur menjadi berkelanjutan sesuai kecenderungan pasar.
Kepadatan sangkar ternak , suhu lingkungan , jumlah wadah pakan , jumlah wadah air minum , mutu serta kuantitas pakan mesti di sediakan secara gesit sesuai dengan keperluan menurut umur ternak.
Pencegahan terhadap penyakit mesti di laksanakan secara periodik. Utamakan perilaku hiegienis untuk menjamin mutu dan keselamatan telur di hadapan konsumen. Ada beberapa kelebihan kerja keras belibis daripada ayam ras. Seringkali harga telur ayam ras atau berfluktuasi tak menentu.
Namun , hal tersebut tidak berlaku pada bibit-bibit ternak setempat menyerupai ayam kampung dan bebek. Harga telur belibis dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Tingkat resikonya sanggup di minimalkan tergantung pada kecakapan administrasi ternak.
Beberapa tolok ukur faktor teknis buatan yang perlu Anda penuhi:
Bibit: Gunakan hasil seleksi unggul dengan tingkat buatan minimal 70% pada siklus pertama (6 bulan) dan minimal 60% pada siklus kedua (5 bulan).
Pakan: Mengingat besarnya ongkos pakan berbanding total ongkos buatan (mencapai 70%) , maka kandungan nutrisi yang di hidangkan mesti efisien dan tidak tercecer.
Kepadatan sangkar dan peralatannya: Bebek seharusnya di pelihara dengan kapasitas 3 ekor/m2 dan jumlah satu kalangan di sarankan berkisar antara 50 – 100 ekor dewasa. Wadah pakan yang di sediakan mesti menjamin semua belibis sanggup makan secara merata sehingga hasil keluaran buatan telur sebanding.
Pencegahan penyakit: Periksa kesehatan belibis secara bersiklus supaya perkembangan fisik dan tingkat buatan telurnya sanggup di maksimalkan.
Mortalitas: Usahakan untuk mempertahankan tingkat ajal ternak optimal lima persen dari siklus penetasan sampai di afkir.
Tenaga kerja: Jumlah tenaga kerja idealnya di batasi sebanyak 2 orang per 1000 ekor ternak , biar lebih ekonomis.

Penanganan telur: Penanganan buatan telur juga mesti efisien. berhati-hatilah dalam mengambil , menyimpan , dan mengirim. Usahakan tingkat kerusakan optimal di bawah 5%.
Peternak juga di sarankan untuk terus memajukan pengetahuannya tentang teknologi budidaya , entah itu lewat pelatihan yang di selenggarakan dinas terkait , literatur buku , ataupun sumber-sumber dari internet.
Dengan demikian wawasan dan keahlian penanganan pra sampai pasca panen sanggup berlangsung optimal.