Sunday, April 21, 2024
Google search engine
HomePsikologiMeningkatkan Kualitas Observasi dengan Memahami Gradasi Deskripsi Perilaku

Meningkatkan Kualitas Observasi dengan Memahami Gradasi Deskripsi Perilaku

Meningkatkan kualitas observasi sangat penting untuk dikerjakan dalam proses asesmen psikologi, terutama kualitas pencatatan observasi deskriptif. Untuk itu, psikolog (atau calon psikolog) wajib tahu gradasi deskripsi perilaku.

Persoalan Pencatatan dalam Meningkatkan Kualitas Observasi

Persoalan yang sering terjadi pada mahasiswa profesi yang melaksanakan observasi adalah tentang pencatatan. Kegiatan atau peran asesmen dengan melaksanakan observasi sudah menjadi makanan sehari-hari mahasiswa kandidat psikolog ini. Sejatihnya kemampuan pengamatan ini sangat diperlukan untuk semua mahasiswa di semua jenjang dan juga psikolog atau praktisi psikologi. Bukankah banyak orang awam, misalnya keluarga kita, yang mengenali bahwa kita kuliah di Jurusan Psikologi, kemudian mengatakan, “Wah mampu melihat orang dong. Kalau aku ini orangnya kayak apa?”. Pertanyaan ini merefleksikan betapa kemampuan pengamatan ialah pondasi yang wajib di perkuat dalam keilmuan atau profesi psikologi.

Dengan pencatatan pengamatan yang bagus, maka kualitas hasil asesmen pun juga akan bermutu. Pencatatan observasi yang baik membuat data kita menjadi lebih akurat, mengurangi kesalahan (juga kesalahpahaman), dan menjadi berita berharga untuk praktisi psikologi yang lain. Pencatatan hasil observasi yang bagus akan menjadi sarana komunikasi yang bagus pula. Seorang observer akan menunjukkan data yang akurat dan gampang dimengerti oleh psikolog, konselor, atau terapis, yang akan melanjutkan atau mendapatkan pengalihan masalah. Pada akhirnya, pencatatan yang bagus akan membuat jadinya seuai dengan kondisi orangnya, sehingga klien akan merasa puas dan memakai informasi hasil pemeriksaan dengan tindakan (follow up) yang tepat.

Baca juga tulisan yang terkait.

Cara Membuat Simpulan Diagnostik yang Bertanggung Jawab

Bermain Tebak Rasa untuk Belajar Observasi

Bagaimana Terjadinya Penularan Sifat Orangtua kepada Anak?

Penting Diketahui Psikolog: Alur Asesmen dan Intervensi

Tiga Penghambat Kepekaan dalam Menangani Kasus Psikologi

 

Arti Pencatatan Deskripsi

Kali ini kita akan memfokuskan untuk membicarakan perihal pencatatan deskripsi dalam pengamatan. Pencatatan deskripsi yaitu pencatatan hasil pengamatan dalam bentuk deskriptif. Sebenarnya lebih tepat kita sebut selaku pencatatan naratif. Karena bila telah memakai kata deskripsi, maka kita sudah akan membicarakan perihal gradasi deskripsi dalam pencatatan hasil pengamatan secara naratif (narrative recording).

Istilah deskripsi bermakna menuntut penggambaran (describing). Yang namanya gambar, maka logikanya bisa dilihat atau disaksikan. Dengan demikian, ketika seseorang membaca (atau dibacakan) hasil catatan deskriptif, maka ia seolah bisa melihat insiden atau perilaku yang terjadi. Gambar itu punya imbas visual pada diri kita. Meskipun pencatatan itu berbentukteks, maka saat kita membaca atau dibacakan, maka pada saat itu imbas visualisasi akan timbul, sebagaimana kita melihat gambar. Itulah kenapa disebut cactatan deskriptif.

kualitas observasi

Kualitas observasi wajib diamati dalam kegiatan asesmen psikologi (foto: okezone.com)

Meningkatkan Kualitas Observasi dengan Gradasi Deskripsi Perilaku

Berkenaan dengan catatan deskriptif, bahu-membahu kita sedang membahas ihwal gradasi pencatatan. Hal ini sebab deskriptif (bersifat deskripsi) itu punya lawannya di kutub yang lain, yaitu preskripsi. Bahasa preskripsi lebih berbentukbahasa penjelasan. Coba bandingkan dua kalimat ini, “Nak, jangan main pisau alasannya pisau itu tajam. Bisa melukai Kamu dan rasanya sakit” dengan kalimat “Dulu waktu ayah masih kecil, ayah juga pernah bermain pisau. Sebenarnya kakekmu sudah memperingatkan ayah sebelumnya, sebab pisau kakek itu sungguh tajam…. dst”. Kalimat pertama memakai bahasa klarifikasi (preskripsi), sedangkan kalimat kedua menggunakan bahasa penggambaran (deskripsi).

Berikut ini yakni gradasi deskripsi sebagai hasil pencatatan pengamatan. Pengetahuan perihal gradasi pencatatan ini sungguh penting untuk memajukan kualitas observasi.

1. Global/Molar/Broad Description

Pencatatan berupa sikap secara keseluruhan. Ibaratnya, deskripsi global ini seperti memberi judul dari set atau paket perilaku. Contohnya, “Leony melakukan soal tes”. Ini ialah acara keseluruhan yang dikerjakan oleh Ani, meskipun dalam melaksanakan tes ada banyak perilak-perilaku detilnya.

2. Semi-global Description

Pencatatan semi-global sudah bersifat lebih detil, tapi masih biasa . Ibaratnya mirip kita menyebutkan poin-poin sub-judul dari deskripsi global. Contoh, “Leony membaca soal tes, kemudian mengambil alat tulis di mejanya dan melaksanakan soal yang sudah diberikan”.

3. Narrow/Molecular/Fine Description

Pencatatan molekular bersifat detil dan spesifik. Ini ibaratnya mirip menciptakan dongeng yang menjadi isi dari sub-judul pencatatan yang lebih atasnya. Contoh, “Leony memegang lembar soal dengan tangan kirinya, mendekatkan kertas itu ke wajahnya, lalu memperhatikan soal sambil mengernyitkan dahi dan menyangga kepalanya (pipinya) dengan kepalan ajudan. Leony menaruh lembar soal di meja, mengambil pensil dengan tangan kanannya, lalu menuliskan jawaban di lembar yang satunya”

 

Gradasi pencatatan ini memiliki kualitas inferensi (penyimpulan) yang berbeda. Ketika bahasa yang digunakan observer lebih bersifat lazim, maka telah mengandung penyimpulan yang lebih tinggi (disebut high inferential). Namun ketika pencatatan memakai bahasa yang makin deskriptif, maka bahasa final yang dipakai juga makin rendah (disebut low inferential).

Demikian klarifikasi wacana gradasi deskripsi dalam pencatatan observasi. Semoga dengan memahami gradasi ini, kita mampu mengembangkan kualitas pengamatan yang kita kerjakan.

RELATED ARTICLES
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments