Pada kucing wajar , frekuensi BAB antara 1 – 2 kali sehari, dengan bentuk kotoran yang padat. Jika terkena diare, maka frekuensi BAB menjadi lebih sering, dan berupa cair, berlendir dan kadang-kadang terdapat darah di kotorannya.
Kita harus berhati-hati dan secepatnya memperlihatkan perlindungan. Terlebih jika frekuensinya sangat sering. Karena kalau dibiarkan maka si meong akan terkena kehilangan cairan tubuh, yang menimbulkan keadaan tubuhnya menurun drastis dan mampu mengakibatkan akhir hayat.
Penyebab diare pada kucing mampu abses maupun bukan jerawat.
Diare yang disebabkan bukan sebab jerawat lazimnya disebabkan oleh pergantian sajian kuliner, atau alasannya obat.
Diare sebab infeksi disebabkan virus, jamur, kuman maupun benalu. Jangan berikan obat anti diare, karena mencret dan muntah merupakan mekanisme alami membuang racun dari ususnya. Cukup berikan oralit bikinan sendiri berupa gabungan air, gula dan garam sedikit, atau oralit khusus kucing (ada di pet shop) untuk mencegah kekurangan cairan tubuh. Jika dalam kotorannya terkandung darah, segera periksakan.
Yang penting pada saat kucing terkena diare, perhatikan gejala kekurangan cairan tubuh, jika perlu bawa ke dokter hewan untuk diberi infus guna memasukkan cairan ke tubuhnya.
Adapun gejala kehilangan cairan tubuh pada kucing mampu dibagi menjadi:
- Dehidrasi ringan, jarang buang air kecil, atau sedikit, mata kering, ekspresi kering
- Dehidrasi sedang, tampak lemas, mata suram (lazimnya kucing yang sehat matanya cerah), kulit kering, makin jarang buang air kecil
- Dehidrasi berat, sungguh lemas, tidak inginminum sama sekali, tidak buang air kecil lebih dari sehari, kulit tidak kembali bila dicubit.
Pisahkan perawatan kucing yang terkena diare dari kucing yang sehat. Jagalah senantiasa kebersihan tempatnya.
Sumber
_____Cafeberita.com_____